Rabu, 01 Mei 2013

My Daddy-Bapa ku-Among hu part 1

Sosok yang paling penting dalam hidup saya adalah bapa ku.. Seseorang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk anak-anaknya..
Menjadi seorang single parent diusia 34 tahun.
Mama saya meninggal karena kanker rahim di tahun 1992.
Lalu bapa ku mengambil dua peran dalam keluarga,menjadi bapa dan menjadi ibu.

Saat itu aku kelas 2 SD,kakak ku kelas 5 SD,adik bungsu kami berusia 2 tahun 1 bulan.
Bapa saya menjadi duda anak tiga. Sejak mama meninggal,kami ber-empat tinggal bersama opung.

Bapa ku giat ke sawah tapi penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan kami. Akhirnya bapa ku pinjam uang dari saudara dan membeli becak motor. Jadilah bapa kami sopir becak motor.

Kami anak-anaknya belum sepenuhnya mengerti keadaan bapa. Sering kami mendukakan hatinya.

Kami tidak punya mama seakan kami kehilangan pondasi yang kuat,apa yang bisa dilakukan anak seusia kami? Tidak ada.

Dalam pikiranku hanya bermain dan bermain hingga lupa waktu. Pekerjaan di rumah terbelangkai,

Dan bapa ku pun mengambil lidi 3 biji kemudian dijalin dan lidi itu pasti mendarat dibetis ku alias dipukul.

Wah..sakitnya minta ampun..semakin keras tangis ku maka semakin menjadi beliau memukul ku..

Yah..aku paling sering mendapat pukulan yang menyakitkan.. Tapi aku tetap nakal..main terus ampe lupa waktu..nebeng nonton tv di rumah tetangga,maklum tv di rumah ku tidak ada karena opung melarang,pulang sekolah tidak langsung pulang ke rumah tapi rame-rame mandi di bendungan..sampai bapa ku nyarîin aku..

Hal-hal itu lah yang membuat aku sering di pukul bapa. Dan aku tidak pernah jera..paling tobatnya cuma 3 hari,setelah itu mulai lagi nakal..hahahaha...

Tapi setelah beliau selesai mendaratkan lidi ke kaki ku,dia pasti menyesal dan menangis.
Aku pernah melihat air matanya jatuh setelah memukul ku.
Pada saat itu aku tidak tahu kenapa beliau menangis.

Tapi karena sering mendapat hadiah lidi dari beliau,aku jadi takut berbuat salah. Aku cenderung menghindari hal-hal yang menurutku bisa membuat bapa meradang alias marah. Bahkan hingga dewasa aku takut berbuat salah.

Tapi walaupun beliau sering menghajar ku dengan sabetan lidinya,sebenarnya dia mengasihi ku..

Bapa ku berkata "aku tidak pintar membimbing anak-anak ku hingga aku menggunakan kekerasan.. Selama ini kalian dibimbing seorang ibu,dan aku harus mengambil peran ibu dan bapa.. Aku tidak tahu harus bagaimana,seandainya mama mu masih hidup mungkin keadaan kita tidak seperti ini.. Tapi kalian harus tahu bahwa aku bapa kalian sangat mengasihi dan menyayangi serta mencintai kalian. Kalian adalah harta ku,jiwa ku yang ditinggalkan mama kalian. Jadilah anak yang baik.."

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar