Senin, 06 Mei 2013

Gadis Cilik di Kereta-my diary

Ester,gadis cilik berusia empat tahun,duduk manis sambil tersenyum memamerkan giginya yang baru tumbuh..sesekali ia menyentuh wajah ibunya seolah mempelajari bentuk wajah ibunya.

Saat tangan kecil nya meraba mata ibunya ia bergumam"mata"
saat meraba hidung,ia bergumam "hidung"
dia meraba wajah ibunya seraya bergumam.
Selesai dia meraba,mulut kecilnya berkata "cantik".

Dia tahu wajah ibunya cantik hanya dengan meraba,dia tidak pernah tahu kalau bagian kiri wajah ibunya melepuh.

Dia gadís cilik buta yang melihat dengan mata hati. Dia mengatakan ibunya cantik hanya dengan meraba tanpa melihat.

Lalu ayahnya mendudukkan Ester dipangkuannya, sembari berkata "Ester juga cantik,seperti ibu...kalian adalah bidadari ayah"
Ester tersenyum dan dengan hati riang dia pun mulai meraba wajah ayahnya..

Selama sejam duduk di kereta api aku hanya memperhatikan mereka,dengan hati-hati aku bertanya siapa nama anaknya.

"Ester" jawab ibunya..
"Dia tidak buta total,dia masih mampu melihat dengan samar jika ditempat sangat terang,Puji Tuhan dia sehat dan cerdas. Kami mengalami kecelakaan,wajahku kena semburan api dan mata Ester mengalami kebutaan"

Tiba-tiba Ester bernyanyi "Haleluya..haleluya..haleluya.." Saya langsung bertanya "apakah Ester rajin kesekolah minggu?"
Ayahnya menjawab "Setiap hari minggu dia kuantar dan ku jemput dari sekolah minggu..dia suka bernyanyi lagu sekolah minggu di mana pun dia berada.."

Ada rasa nyeri di hati saat mendengar jawaban ayah Ester
,why..?
Ester gadis cilik buta mau bersaksi lewat nyanyiannya dimana pun dia berada...
Lalu aku..,?maukah bersaksi dimana pun dan kapan pun?

Wah...mungkin bersaksi bukan seperti cara Ester kali ya,tapi mungkin aku akan bersaksi lewat perbuatan kasih pada orang sekitarku. "Amen"

Di stasiun Pondok Cina mereka turun dari kereta..sebelum pergi mereka pamit,dan mengucap salam padaku "Tuhan Yesus memberkati" dan samar aku masih mendengar Ester bernyanyi..

Malam itu aku merasakan hatiku seolah menegur akan apa yang telah kulakukan.. Keluarga itu mengajar aku untuk tetap mengucap syukur dalam kondisi apapun. Dan juga menegur untuk tetap setia dalam pelayanan..
jika punya talenta mau mempersembahkannya untuk Tuhan.

Seakan mengambil sikap berdoa aku berbicara pada Bapa Di Sorga mengucap syukur.
Selama sisa perjalananku,aku melanjutkan nyanyian Ester dan terus bernyanyi dalam hatiku hingga aku turun di stasiun depok.

Sebuah pengalaman yang sangat memberkati di perjalanan pulang ke rumah..

"Tuhan Yesus Memberkati"





Sumber:
my notebook-my diary lasma arios.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar